Selingan

Merapi Meletus Lagi

GUNUNG MERAPI, Pulau Jawa - Gunung Merapi di sini meletus lagi dengan mengeluarkan gas panas dan serpihan dalam letupan paling kuat dalam minggu ini

Bagaimanapun, tidak ada sebarang kematian dilaporkan ekoran perkembangan terbaru itu.
Gunung Merapi yang merupakan salah sebuah daripada 129 gunung berapi paling aktif di Indonesia telah meragut 38 nyawa sejak ia mula meletus seminggu lalu.
Lebih 69,000 orang telah dipindahkan dari kawasan sekitar cerun gunung itu yang kini diselubungi dengan debu.
Sejumlah orang yang mendapatkan perlindungan di kem-kem milik pemerintah beberapa kilometer dari gunung itu turut melarikan diri ekoran bunyi letusan kuat semalam.
Menurut seorang pegawai yang memantau aktiviti gunung itu, Subrandrio, gunung itu turut mengeluarkan beberapa bunyi letusan.
Gunung itu telah meletus beberapa kali sejak dua abad lalu.
Pada 1994, seramai 60 orang terbunuh manakala pada 1930 puluhan penduduk sebuah kampung melecur menyebabkan 1,300 orang maut.
Seorang ahli vulkanologi pemerintah, Gede Swantika berkata, para pemantau mendapati terdapat lebih banyak gunung berapi didapati menunjukkan tanda-tanda aktiviti seismos bermula 2 September lalu.
"Kami boleh menyatakan ia amat luar biasa, kira-kira 20 (gunung berapi menunjukkan aktiviti seismos) pada masa yang sama," katanya.
Seorang ahli geologi, Brent McInnes berkata, jika terdapat 20 buah gunung berapi menunjukkan peningkatan aktiviti seismos, perhatian perlu diberikan ke atas gunung tersebut.
Dia yang merupakan profesor di Universiti Curtin, Australia berkata, peningkatan aktiviti di gunung-gunung tersebut menunjukkan kemungkinan satu penstrukturan semula plat sedang berlaku. 

Sementara itu, puluhan penduduk di Desa Sangup, Kecamatan Musuk, Boyolali, Jateng, pengsan kerana terhidu bau belerang akibat letusan Gunung Merapi semalam pada waktu pagi.
Menurut akhbar Kompas.com semalam, mangsa-mangsa itu dirawat di Pos Klinik Desa Karanganyar.
Menurut seorang penduduk, Yulianto, letusan itu menyebabkan bau belerang menjadi kuat manakala udara menjadi panas sehingga menyebabkan penduduk panik dan menyelamatkan diri ke tempat yang selamat.  
Letusan terjadi Rabu sekitar Pukul 08.11 dan menyebarkan debu sampai ke wilayah dalam radius 5 km.
Sementara itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yodhoyono meneruskan kunjungan ke korban Gunung Merapi dengan mendatangi barak pengungsian di Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta.
Sejak meletus pada hari pertama Selasa pekan lalu, jatuh korban jiwa 38 orang dan sekitar 29.000 warga mengungsi.
Selasa kemarin Kementerian Perhubungan mengatakan penerbangan ke Yogyakarta dan Solo tidak perlu dibatalkan walaupun ada anjuran pengalihan rute di atas pulau Jawa.
Hal itu menanggapi keputusan dua maskapai internasional Air Asia dan Silk Air sudah membatalkan penerbangan mereka ke kawasan sekitar Gunung Merapi.
Pada Rabu malam, juga terlihat lontaran batu pijar sehingga seluruh petugas pos pengamatan Gunung Merapi ditarik mengingat bahaya yang akan terjadi. Batas terjauh luncuran awan pada Rabu adalah sekitar sembilan kilometer (km) ke arah Kali Gendol.

Kondisi itu menyebabkan PVMBG memperluas radius aman penduduk dari ancaman bahaya awan panas erupsi Gunung Merapi dari 10 kilometer menjadi 15 kilometer.

"Pada Rabu (3/11) pukul 16.05 WIB, kami memutuskan untuk memperluas radius aman menjadi 15 kilometer termasuk di dalamnya daerah pengungsian karena jarak luncuran awan panas dilaporkan cukup jauh," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Rabu.

Gunung Merapi pada Rabu Sore kembali meletus dan sekitar pukul 14.44 WIB terjadi luncuran awan panas besar dengan durasi sekitar satu setengah jam dan jarak luncur sembilan kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Menurut dia, perluasan radius aman tersebut cukup signifikan mengingat jauhnya jarak luncur yang bisa dicapai awan panas. Pada erupsi eksplosif 26 Oktober 2010, jarak luncur terjauh yang bisa dicapai oleh awan panas mencapai 7,5 km dengan durasi sekitar 33 menit. (E013/K004)

Ketinggian 2.968 m (9.737 kaki)
Daftar Ribu, Gunung api Tipe A
Lokasi
Lokasi Klaten, Boyolali, Magelang (Jawa Tengah), Sleman (DI Yogyakarta)
Koordinat 7°32'30" LS 110°26'30" BT
Geologi
Jenis stratovolcano
Letusan terakhir 2010
Merapi (ketinggian puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian 


Raden Ngabehi Surakso Hargo atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Maridjan (nama asli: Mas Penewu Surakso Hargo; lahir di Dukuh Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, 5 Februari 1927 – meninggal di Sleman, Yogyakarta, 26 Oktober2010 pada umur 83 tahun [1]) adalah seorang juru kunci Gunung Merapi. Amanah sebagai juru kunci ini diperoleh dari Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Setiap gunung Merapi akan meletus, warga setempat selalu menunggu komando dari beliau untuk mengungsi.
Ia mulai menjabat sebagai wakil juru kunci pada tahun 1970. Jabatan sebagai juru kunci lalu ia sandang sejak tahun 1982.
Sejak kejadian Gunung Merapi akan meletus tahun 2006, Mbah Maridjan semakin terkenal. Karena faktor keberanian dan namanya yang dikenal oleh masyarakat luas tersebut, Mbah Maridjan ditunjuk untuk menjadi bintang iklan salah satu produk minuman energi.



Sri Sultan Hamengkubuwono X yang Memegang kekuasaan dan Raja Di Daerah Istimewa Yogyakarta

COPYRIGHT © 2010